Tiba-tiba kekasih Anda menyatakan tidak ingin lagi berhubungan dengan Anda, dan pergi begitu saja. Tentu saja Anda merasa dunia mau runtuh, semua gelap, dan rasa kehilangan menyeruak. Anda, bisa jadi, akan berpikir atau berbuat sesuatu yang 'gila', yang belum pernah Anda lakukan.
Banyak tulisan menyarankan hal seperti 'tabah dan tegarlah', 'bergaullah dengan teman baru', atau 'coba belajar yoga'. Tapi, kenyataannya, patah hati itu sungguh menyakitkan. Tidak bisa disembuhkan dengan solusi yang mudah. Satu-satunya obat penyembuh hanyalah sang waktu.
Akibat ego
Banyak pria rasional menjadi hilang akal ketika pasangannya pergi dari sisinya. Sebabnya, apa lagi kalau bukan gara-gara ego sang pria. Sejak belia, pria dididik dengan anggapan bahwa masyarakat menempatkannya sebagai pemimpin, pengontrol, dan pembuat keputusan. Ketika diputus cinta, peran ini dibalik secara drastis.
Pada akhirnya, pria yang memakai logika jernih, tenang, dan bisa mengontrol diri, berubah. Dia menangis, melalaikan kerja, tidak mau makan. Ketika berhadapan dengan emosi, pria menjadi lebih ilogis dari wanita. Mirip dengan perubahan sifat Dr. Jekyll dan Mr. Hyde.
Tetaplah fokus dan tenang
Bagaimanapun depresi dan sedihnya Anda, cobalah berikan waktu untuk diri sendiri agar selalu fokus. Ini adalah saat-saat krusial, di mana emosi bisa mengambil alih akal dan membuat Anda berpikir irasional. Jangan ikuti insting Anda yang ingin mencoba berbagai hal supaya si dia kembali lagi. Soalnya, Anda kan tidak dalam kondisi yang tidak baik untuk mengambil keputusan logis.
Setelah emosi mereda, beberapa waktu kemudian baru dekati si dia kembali. Selama itu, usahakan setiap tindakan Anda tetap rasional, tetap mengerjakan hal-hal keseharian, dan tidak mengundurkan diri dari pergaulan. Jangan lupa untuk minta dukungan mereka. Beri diri Anda waktu untuk fokus pada kehidupan Anda.
Apa pun yang terjadi, jangan lakukan perbuatan yang akan Anda sesali. Jika Anda masih mencintainya, biarkanlah dia lepas dari Anda. Jika masih berjodoh, dia akan kembali lagi pada Anda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar